Berbicara tentang asal usul Aksara Jawa pasti terdengar sangat menarik. Karena mengingat Aksara Jawa ini masih diajarkan sampai sekarang, maka hal ini
Berbicara tentang asal usul Aksara Jawa pasti terdengar sangat menarik. Karena mengingat Aksara Jawa ini masih diajarkan sampai sekarang, maka hal ini menjadi pertanda bahwa ada makna dan sejarah tersendiri. Sehingga pemerintah memutuskan untuk melestarikannya.
Di Indonesia sendiri sebenarnya ada banyak hal unik dan menarik untuk dibahas. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya mitos dan sejarah yang ada. Sejarah yang ada di Indonesia cukup banyak di mana masing – masing memiliki nilai tersendiri.
Mengenal Tentang Asal Usul Aksara Jawa
Negara Indonesia memang bisa dikatakan kaya akan sejarah. Setiap sudut wilayah memiliki banyak misteri yang sampai dengan saat ini diabadikan. Menjadi sebuah cerita sekaligus menambah wawasan mengenai sejarah perjalanan yang ada di negara Indonesia.
Beberapa diantaranya adalah mengenai Aksara Jawa. Meskipun Indonesia memiliki banyak pulau dan suku, namun faktanya Aksara Jawa justru ditetapkan sebagai salah satu materi pelajaran di sekolah.
Pendidikan bahasa Jawa juga menjadi salah satu materi yang harus dipelajari oleh siswa agar generasi muda mengetahui sejarah perjalanannya. Namun tahukah anda bahwa ternyata asal usul Aksara Jawa bisa dikatakan cukup menarik.
Hal ini bermula dari seorang pengembara bernama Aji Saka. Aji Saka ini memiliki 2 abdi yaitu Sembada dan Dora. Singkat cerita Aji Saka ini berhasil mengalahkan seorang raja yang dikenal sangat dzalim yaitu Dewatacengkar.
Berkat kemenangannya ini maka Aji Saka menjadi pemimpin di Medangkamulan. Ia juga memiliki sebuah pusaka yang disimpan di dalam sebuah peti. Aji Saka memberikan mandat kepada Sembada untuk menjaga peti tersebut.
Sembada pun menyanggupi perintah tersebut. Namun suatu ketika, tanpa sepengetahuan Sembada Aji Saka memerintahkan Dora untuk mengambil pusaka tersebut. Sembada yang tidak tahu menahu soal perintah tersebut akhirnya tetap bersikukuh tidak memberikan ijin kepada Dora.
Meskipun sebenarnya yang memerintahkan Dora untuk mengambil pusaka tersebut adalah Aji Saka sendiri. Oleh sebab itu, akhirnya kedua abdi tersebut saling bertikai hingga menyebabkan keduanya meninggal.
Aji Saka merasa sangat menyesal hingga dirinya mencurahkan penyesalannya tersebut melalui kalimat Ha Na Ca Ra Ka, Da Ta Sa Wa La, Pa Dha Ja Ya Nya, Ma Ga Ba Ta Nga di mana akhirnya menjadi asal usul Aksara Jawa.
Makna Dibalik Aksara Jawa
Diatas sudah sebutkan bahwa Aksara Jawa diciptakan oleh Aji Saka sebagai bentuk ungkapan kekecewaan sekaligus penyesalan dirinya atas meninggalnya kedua abdi. Namun ada hal menarik lain yang tersembunyi dibalik kalimat tersebut, yaitu :
1. Makna Atau Arti
Seperti dikatakan diatas bahwa Aksara Jawa adalah ungkapan penyesalan Aji Saka atas kematian dua abdinya. Penyesalan tersebut tertuang dari Aksara Jawa. Kurang lebih maknanya sebagai berikut.
- Ha Na Ca Ra Ka
Terdapat utusan atau orang yang diberi perintah (amanat). - Da Ta Sa Wa La
Orang atau utusan tersebut saling berselisih pendapat dan bertikai. - Pa Dha Ja Ya Nya
Keduanya memiliki tingkat kesaktian yang sama. - Ma Ga Ba Ta Nga
Keduanya berakhir meninggal atau menjadi mayat.
Makna secara keseluruhan kurang lebih mengatakan bahwa Aji Saka memiliki utusan di mana kedua utusan tersebut saling bertikai dan berselisih paham. Kedua utusan tersebut sama – sama sakti namun pada akhirnya justru berujung pada kematian. Keduanya menjadi mayat akibat pertikaian tersebut.
2. Dipercaya Sebagai Mantra Jawa Kuno
Selain memiliki makna yang mendalam, asal usul Aksara Jawa ini juga dipercaya sebagai salah satu mantra Jawa kuno. Konon katanya mantra tersebut bisa digunakan untuk menangkal atau mengusir roh jahat, teluh atau santet, musibah dan lain sebagainya.
Mantra tersebut bisa dilihat dari arti kalimat dan hurufnya yaitu :
- Ha Na Ca Ra Ka
Tidak ada maut, ajal atau kematian. - Da Ta Sa Wa La
Tidak ada kehebatan atau kesaktian. - Pa Dha Ja Ya Nya
Tidak ada kegaduhan atau perang. - Ma Ga Ba Ta Nga
Tidak ada yang diperintah atau utusan.
Fakta Menarik Dibalik Aksara Jawa
Selain memiliki makna dan nilai sejarah yang tinggi serta mendalam, ternyata asal usul Aksara Jawa juga memiliki fakta – fakta menarik dibaliknya, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menjadi Salah Satu Bahasa Terindah Dunia
Jumlah negara di dunia ini sangat banyak. Setiap negara tersebut memiliki ciri khasnya masing – masing di mana salah satunya terletak pada bahasanya. Namun ternyata fakta menunjukkan bahwa di dunia hanya terdapat beberapa negara saja yang memiliki aksara unik dalam bahasanya, salah satunya adalah Aksara Jawa ini.
2. Menjadi Salah Satu Bahasa di Google Translate
Saat ini untuk bisa memahami bahasa dari negara lain sangatlah mudah yaitu cukup menggunakan Google Translate saja di mana bisa diakses melalui aplikasi maupun browser. Namun fakta menariknya adalah bahasa Jawa termasuk bahasa yang dapat digunakan ke dalam terjemahan Google Translate.
3. Memiliki Beberapa Kategori
Asal usul Aksara Jawa memang menarik karena mengandung cerita serta sejarah. Namun yang menarik dari aksara dan bahasa Jawa ini di mana dalam penerapannya dikategorikan ke dalam tiga macam yaitu Ngoko (bahasa kasar untuk berbicara dengan usia sebaya).
Ada juga Krama/Kromo (bahasa halus digunakan untuk berbicara dengan orang yang usianya lebih tua) serta Halus/Alus (bahasa yang dulunya hanya digunakan oleh orang – orang yang bertempat tinggal di area Keraton/Kerajaan.
4. Paling Banyak Digunakan Di Indonesia
Suku di Indonesia ada banyak. Dan ciri khasnya bisa terlihat dari bahasa yang digunakan. Namun fakta menunjukkan bahwa bahasa daerah menjadi satu bahasa paling banyak digunakan. Bahkan aksaranya pun dijadikan sebagai salah satu materi dalam dunia pendidikan.
5. Dikenal Di Berbagai Negara
Tidak hanya dikenal di Indonesia saja, ternyata huruf dan bahasa Jawa juga dikenal hingga ke mancanegara seperti Malaysia, Suriname, Belanda, Singapura, Venezuela dan juga Kaledonia Baru.
Dengan sederet fakta menarik diatas maka sudah seharusnya Indonesia bangga serta mengupayakan agar asal usul Aksara Jawa tetap dipelajari dan dilestarikan oleh generasi ke generasi.